RENCANA
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
1.
Topik
: TAK STIMULASI PERSEPSI : Perilaku
Kekerasan
2.
Latar
Belakang
Terapi Aktivitas
Kelompok Stimulasi Persepsi adalah terapi yang
menggunakan aktivitas sebagai stimulasi dan terkait dengan pengalaman dan/atau
kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat
berupa kesepakatan persepsi atau alternatif. Terapi
aktivitas kelompok ini secara signifikan memberi perubahan terhadap ekspresi
kemarahan kearah yang lebih baik pada klien dengan riwayat kekerasan.
Pernyataan ini dapat dibuktikan dengan adanya penurunan ekspresi kemarahan
setelah dilakukan terapi aktivitas kelompok sebesar 60,4%.
Pada terapi aktivitas
stimulasi persepsi ini klien dilatih mempersepsikan stimulus yang disediakan
atau stimulus yang pernah dialami.Kemampuan persepsi klien dievaluasi dan
ditingkatkan pada tiap sesi, dengan proses ini diharapkan respon klien terhadap
berbagai stimulus dalam kehidupan menjadi adaptif.
Terapi aktivitas kelompok ini
memberi hasil : kelompok menunjukkan loyalitas dan tanggung jawab bersama,
menunjukkan partisipasi aktif semua anggotanya, mencapai tujuan kelompok,
menunjukkan teerjadinya komunikasi antaranggota dan bukan hanya antara ketua
dan anggota.
3.
Tujuan
1. Tujuan
Umum
Klien dapat mengendalikan
perilaku kekerasan yang biasa dilakukannya.
2. Tujuan
Khusus
1. Klien
dapat mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukannya.
2. Klien
dapat mencegah perilaku kekerasan melalui kegiatan fisik.
3. Klien
dapat mencegah perilaku kekerasan melalui interaksi sosial.
4. Klien
dapat mencegah perilaku kekerasan melalui kegiatan spiritual yang biasa
dilakukannya.
4.
Landasan
Teori : Terlampir
5.
Sesi
yang Digunakan
Dalam
Terapi Aktifitas Kelompok Perilaku Kekerasan dibagi dalam 5 sesi, yaitu:
· Sesi
1 : Mengenal Perilaku Kekerasan yang Biasa Dilakukan.
· Sesi
2: Mencegah Perilaku Kekerasan Fisik.
· Sesi
3: Mencegah Perilaku Kekerasan Sosial.
· Sesi
4: Mencegah Perilaku Kekerasan Spiritual.
· Sesi
5: Mencegah Perilaku Kekerasan dengan Patuh Mengonsumsi Obat.
6.
Klien
1. Karakteristik/Kriteria
a. Klien
perilaku kekerasan yang sudah mulai mampu bekerja sama dengan perawat.
b. Klien
perilaku kekerasan yang dapat berkomunikasi dengan perawat.
2. Proses
Seleksi
a. Mengobservasi
klien yang masuk kriteria.
b. Mengidentifikasi
klien yang masuk kriteria.
c. Mengumpulkan
klien yang
masuk kriteria.
d. Membuat
kontrak dengan klien yang setuju ikut TAKPK, meliputi : menjelaskan tujuan TAKPK pada klien,
rencana kegiatan kelompok, dan aturan main dalam kelompok.
I.
Kriteria
Hasil
· Evalusi
Struktur
a. Kondisi
lingkungsn tenang, dilakukan di tempat tertutup, dan memungkinkan klien untuk
berkonsentrasi terhadap kegiatan.
b. Klien
dan terapis duduk bersama membentuk lingkaran.
c. Peserta
sepakat untuk mengikuti kegiatan.
d. Alat
yang digunakan dalam kondisi baik.
e. Leader,
co-leader, fasilitator, observer berperan sebagaimana mestinya
· Evalusi
Proses
a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan
dari awal sampai akhir.
b. Leader
mampu memimpin acara.
c. Co-leader
membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.
d. Fasilitator
mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.
e. Fasilitator
membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab dalam antisipasi masalah.
f. Observer
sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada kelompok yang berfungsi
sebagai evaluator kelompok.
g. Peserta
mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal sampai akhir.
· Evalusi
Hasil
Diharapkan
80% dari kelompok mampu :
a. Memperkenalkan
diri
b. Membicarakan
perilaku kekerasan yang sedang dialami.
c. Membicarakan
cara-cara menanggulangi perilaku kekerasan yang dialami.
d. Bekerja
sama dengan perawat selama berinteraksi.
e. Mengevaluasi
kemampuan menanggulangi perilaku kekerasan.
7.
Pengorganisasian
· Waktu
Pelaksanaan
a. Hari/Tanggal : Sabtu, 2 Oktober 2013
b. Waktu
: 08.30
s/d selesai
c.
Alokasi waktu : Perkenalan
dan pengarahan (10 menit) Terapi kelompok (25 menit)
Penutup (10 menit)
d. Tempat
:
Demonstrasi Room
e. Jumlah
klien : Enam
·
Tim Terapis
1. Leader
: Ari
Eko Putra
Uraian tugas :
1. Mengkoordinasi
seluruh kegiatan.
2. Memimpin
jalannya terapi kelompok.
3. Memimpin
diskusi.
2. Co-leader
: Febri Christian T.P
Uraian tugas :
1. Membantu
leader mengkoordinasi seluruh kegiatan.
2. Mengingatkan
leader jika ada kegiatan yang menyimpang.
3. Membantu
memimpin jalannya kegiatan.
4. Menggantikan
leader jika ada berhalangan.
3. Observer
: Arif
Riski Alfarisi
Uraian tugas :
1. Mengamati
semua proses kegiatanyang berkaitan dengan waktu, tempat dan jalannya acara.
2. Melaporkan
hasil pengamatan pada leader dan semua angota kelompok dengan evaluasi kelompok.
4. Fasilitator
: 1. Ahmad Syamsul B.
2. Adam Bayu S
3. Aprilianti S.
4. Fajar Kurniawan
5. Fisma Nopini
6. Fitra Rizkyandi
7. Frischa Oktavia
8. Hera Purwaningsih
Uraian tugas :
1) Memotivasi
peserta dalam aktivitas kelompok.
2) Memotivasi
anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan.
3) Mengatur
posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan kegiatan.
4) Membimbing
kelompok selama permainan diskusi.
5) Membantu
leader dalam melaksanakan kegiatan.
6) Bertanggung
jawab terhadap program antisipasi masalah.
·
Metode dan Media
1. Alat
:
1. Papan tulis/flipchart/whitebord
2. Kapur/ spidol
3. Buku catatan dan pulpen
4. Jadwal kegiatan klien
5. Bantal
1. Papan tulis/flipchart/whitebord
2. Kapur/ spidol
3. Buku catatan dan pulpen
4. Jadwal kegiatan klien
5. Bantal
2. Metode :
1. Dinamika kelompok
1. Dinamika kelompok
2.
Diskusi dan tanya jawab
3. Bermain peran/simulasi
3. Bermain peran/simulasi
8.
PROSES
PELAKSANAAN
Sesi 1 : Mengenal Perilaku Kekerasan yang Biasa Dilakukan
·
Tujuan :
1. Klien dapat menyebutkan stimulasi penyebab kemarahannya.
2. Klien dapat menyebutkan respons yang dirasakan saat marah (tanda dan gejala marah).
3. Klien dapat menyebutkan reaksi yang dilakukan saat marah (prilaku kekerasan).
4. Klien dapat menyebutkan akibat perilaku kekerasan.
1. Klien dapat menyebutkan stimulasi penyebab kemarahannya.
2. Klien dapat menyebutkan respons yang dirasakan saat marah (tanda dan gejala marah).
3. Klien dapat menyebutkan reaksi yang dilakukan saat marah (prilaku kekerasan).
4. Klien dapat menyebutkan akibat perilaku kekerasan.
·
Setting :
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang.
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang.
|
·
Alat :
1. Papan tulis/flipchart/whitebord
2. Kapur/ spidol
3. Buku catatan dan pulpen
4. Jadwal kegiatan klien
1. Papan tulis/flipchart/whitebord
2. Kapur/ spidol
3. Buku catatan dan pulpen
4. Jadwal kegiatan klien
·
Metode :
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Bermain peran/simulasi
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Bermain peran/simulasi
·
Langkah Kegiatan :
1. Persiapan
a. Memilih klien perilaku kekerasan yang sudah kooperatif
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
a. Memilih klien perilaku kekerasan yang sudah kooperatif
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
1. Salam teraupetik
1. Salam dari terapis kepada klien
2. Perkenalkan nama panggilan terapis kepeda klien (pakai papan nama)
3. Menanyakan nama panggilan semua klien (beri papan nama)
1. Salam dari terapis kepada klien
2. Perkenalkan nama panggilan terapis kepeda klien (pakai papan nama)
3. Menanyakan nama panggilan semua klien (beri papan nama)
2. Evaluasi
/validasi
1. Menanyakan perasaan klien saat ini
2. Menanyakan masalah yang dirasakan
1. Menanyakan perasaan klien saat ini
2. Menanyakan masalah yang dirasakan
3. Kontrak
1. Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
1. Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
2. Menjelaskan aturan main berikut :
-
Jika ada klien yang ingin meninggalkan
kelompok, harus minta izin kepada terapis.
-
Lama kegiatan 45 menit.
-
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal
sampai selesai.
a. Mendiskusikan
penyebab marah
1. Tanyakan pengalaman tiap klien marah
2. Tulis di papan tulis/flipchart/whiteboard
b. Mendiskusikan
tanda dan gejala yang dirasakan klien saat terpapar oleh penyebab marah sebelum perilaku kekerasan
terjadi
1. Tanyakan perasaan tiap
klien saat terpapar oleh penyebab (tanda dan gejala)
2. Tulis di papan tulis
tulis/flipchart/whiteboard
c. Mendiskusikan
perilaku kekerasan yang pernah
dilakukan klien (verbal, merusak lingkungan, menciderai/memukul orang lain, dan
memukul diri sendiri)
1. Tanyakan perilaku yang
dilakukan saat marah
2. Tulis di papan tulis
tulis/flipchart/whiteboard
d. Membantu
klien memilih salah satu perilaku kekerasan yang paling sering dilakukan untuk
diperagakan.
e. Melakukan
bermain peran/simulasi untuk perilaku kekerasan yang tidak berbahaya (terapis
sebagai sumber penyebab dan klien yang melakukan perilaku kekerasan).
f. Menanyakan
perasaan klien setelah selesai bermain peran/simulasi.
g. Mendiskusikan
dampak/akibat perilaku kekerasan
1. Tanyakan akibat perilaku
kekerasan
2. Tuliskan di papan tulis
/flipchart/whiteboard
h. Memberikan
reinforcement pada peran serta klien
i. Dalam
menjalankan a sampai h, upayakan semua klien terlibat
j. Beri kesimpulan penyebab, tanda dan gejala, perilaku
kekerasan, dan akibat perilaku kekerasan
k. Menanyakan kesedian klien untuk mempelajari cara baru
yang sehat menghadapi kemarahan
4. Tahap Terminasi
·
Evaluasi
1. Terapis
menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2. Memberikan
reinforcement positif terhadap perilaku klien yang positif.
·
Tindak lanjut
1. Menganjurkan klien memulai dan mengevaluasi jika terjadi
penyebab marah, yaitu tanda dan gejala, perilaku kekerasan yang terjadi, serta
akibat perilaku kekerasan.
2. Menganjurkan
klien mengingat penyebab, tanda dan gejala perilaku kekerasan dan akibatnya
yang belum diceritakan.
·
Kontrak yang akan datang
1. Menyepakati belajar cara baru yang sehat untuk mencegah
perilaku kekerasan.
2. Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.
Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 1, kemampuan yang diharapkan adalah mengetahui penyebab perilaku, mengenal tanda dan gejala, perilaku kekerasan yang dilakukan dan akibat perilaku kekerasan. Formulir evaluasi sebagai berikut :
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 1, kemampuan yang diharapkan adalah mengetahui penyebab perilaku, mengenal tanda dan gejala, perilaku kekerasan yang dilakukan dan akibat perilaku kekerasan. Formulir evaluasi sebagai berikut :
Sesi 1 TAK
Stimilasi
perilaku Kekerasan
Kemampuan Psikologi
No.
|
Nama klien
|
Penyebab PK
|
Memberi
Tanggapan Tentang
|
|||
Tanda &
gejala PK
|
Perilaku
kekerasan
|
Akibat PK
|
Mempraktekkan cara mengontrol PK
dengan nafas dalam
|
|||
1.
|
||||||
2.
|
||||||
3.
|
||||||
4.
|
||||||
5.
|
||||||
6.
|
||||||
7.
|
||||||
8.
|
Petunjuk :
- Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom
nama klien.
- Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan
mengetahui penyebab perilaku kekerasan, tanda dan gejala yang dirasakan,
perilaku kekerasan yang dilakukan dan akibat perilaku kekerasan, serta
mempraktekkan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan nafas dalam. Beri
tanda (+) jika
mampu dan beri tanda (-) jika
tidak mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan
kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap
klien. Contoh : Klien mengikuti Sesi 1, TAK stimulus persepsi perilaku
kekerasan. Klien mampu menyebutkan penyebab perilaku kekerasannya (disalahkan dan
tidak diberi uang), mengenal tanda dan gejala yang dirasakan (”gregeten” dan
”deg-degan”), perilaku kekerasan yang dilakukan (memukul meja), akibat yang
dirasakan (tangan sakit dan dibawa ke rumah sakit jiwa), dan cara mengontrol
perilaku kekerasan dengan latihan tarik nafas dalam. Anjurkan klien mengingat
dan menyampaikan jika semua dirasakan selama di rumah sakit.
Sesi 2: Mencegah Perilaku Kekerasan Fisik
·
Tujuan
1. Klien dapat
menyebutkan kegiatan fisik yang dilakukan klien.
2. Klien dapat
menyebutkan kegiatan fisik yang dapat mencegah perilaku kekerasan
3. Klien dapat
mendemontrasikan dua kegiatan fisik yang dapat mencegah perilaku kekerasan.
·
Setting
1. Terapis dan
klien duduk bersama membentuk segi empat
2. Ruangan nyaman
dan tenang.
·
Alat
1. Bantal
2. Sound musik
3. Papan tulis
4. Buku catatan
dan pulpen
5. Jadwal kegiatan
klien
·
Metode
1. Dinamika
kelompok
2. Diskusi dan
tanya jawab
3. Permainan
·
Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan
kontrak dengan klien yang telah ikut Sesi 1
b. Mempersiapkan
alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam
terapeutik
1. Salam dari
terapis kepada klien.
2. Klien dan
terapis pakai papan nama
b. Evaluasi
validasi
1. Menanyakan
perasaan klien saat ini
2. Menanyakan
apakah ada kejadian perilaku kekerasan: penyebab; tanda dan gejala; perilaku
kekerasan serta akibatnya.
c. Kontrak
1. Menjelaskan
tujuan kegiatan, yaitu cara fisik untuk mencegah perilaku kekerasan
2. Menjelaskan
aturan main berikut :
1) Klien Bersedia
mengikuti TAK
2) Berpakaian rapi
dan bersih
3) Peserta tidak diperbolehkan makan, minum atau
merokok selama pelaksanaan TAK
4) Jika ada klien
yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada terapi
5) Lama kegiatan
45 menit
6) Setiap klien
mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
3. Tahap kerja
Melakukan
pemilihan peserta yang akan di lakukan tahap kerja dengan permainan sederhana
yaitu diputarkan musik, kemudian klien memutar bola yang di pegang, bila musik di
hentikan dan ada peserta TAK yang masih memegang bola berarti dia adalah
peserta yang terpilih untuk dilakukan tahap kerja selanjutnya.
a. Mendiskusikan
kegiatan fisik yang biasanya dilakukan oleh klien.
1. Tanyakan
kegiatan : rumah tangga, harian, dan olah raga yang biasa
silakukan oleh klien.
2. Tulis dipapan
tulis/flipchart/whiteboard
b. Menjelaskan
kegiatan fisik yang dapat digunakan untuk menyalurkan kemarahan secara sehat:
tarik napas dalam, menjemur/memukul kasur/bantal, menyikat kamar mandi, main
bola,senam, memukul gendang.
c. Membantu klien
memilih dua kegiatan yang dapat dilakukan.
d. Bersama klien
mempraktekan dua kegiatan yang dipilih.
e. Terapis
mempratekkan.
f. Klien melakukan
redemontrasi.
g. Menanyakan
perasaan klien setelah mempraktekan cara penyaluran kemarahan.
h. Upayakan semua
klien berperan aktif.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1. Terapi
menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2. Menanyakan
ulang cara baru yang sehat mencegah perilaku kekerasan.
3. Memberitahukan
kemajuan masing – masing klien dalam mencapai hasil tiap sesi.
b. Tindak lanjut
1. Menganjurkan
klien menggunakan cara yang telah dipelajari jika stimulus penyebab perilaku
kekerasan.
2. Menganjurkan
klien malatih secara teratur cara yang telah dipelajari.
3. Memasukkan pada
jadwal kegiatan harian klien.
c. Kontak yang
akan datang
1. Menyepakati
untuk belajar cara baru yang lain, yaitu interaksi sosial yang asertif.
2. Menyepakati
waktu dan tempat TAK berikutnya.
Evaluasi dan
Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi
dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang
dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi
persepsi perilaku kekerasan sesi 2, kemampuan yang di harapakan adalah dua
kemampuan mencegah perilaku kekerasan secara fisik. Formulir evaluasi sebagai
berikut:
Sesi 2:
Stimulasi
Persepsi Perilaku Kekerasan
Kemampuan
mencegah perilaku kekerasan fisik
No
|
Nama klien
|
Mempraktekkan
cara fisik yang pertama
|
Mempraktekkan
cara fisik yang kedua
|
1.
|
|||
2.
|
|||
3.
|
|||
4.
|
|||
5.
|
|||
6.
|
|||
7.
|
|||
8.
|
Petunjuk :
- Tulis nama panggilan klien yang
ikut TAK pada kolom nama klien.
- Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan
mempraktekkan 2 cara fisik untuk mencegah perilaku kekerasan. Beri tanda (+) jika klien
mampu dan tanda (-) jika klien tidak mampu
Dokumentasi
Dokumentasikan
kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap
klien. Contoh : klien mengikuti sesi 2 TAK stimulasi persepsi perilaku
kekerasan, klien mampu mempraktekkan tarik nafas dalam, tetapi belum mampu
mempraktekkan pukul kasur dan bantal. Anjurkan dan bantu klien mempraktekkan
di ruang rawat (buat jadwal).
Sesi 3 : Mencegah perilaku kekerasan Sosial
·
Tujuan :
1. Klien dapat
mengungkapkan keinginan dan permintaan tanpa memaksa
2. Klien dapat
mengungkapkan penolakan dan rasa sakit hati tanpa kemarahan
·
Seting :
1. Terapis dan
klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman
dan tenang
·
Alat :
1. Papan
tulis/flipchart/whiteboard dan alat tulis
2. Buku catatan
dan pulpen
3. Jadwal kegiatan
klien
·
Metode :
1. Dinamika
kelompok
2. Diskusi dan
tanya jawab
3. Bermain peran /
simulasi
·
Langkah kegiatan :
1. Persiapan
a. Mengingatkan
kontrak dengan klien yang telah ikut sesi 2
b. Mempersiapkan
alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1. Salam dari
terapis kepada klien
2. Klien dan
terapis pakai papan nama
b. Evaluasi
/Validasi
1. Menanyakan
perasaan klien saat ini
2. Menanyakan
apakah ada penyebab marah,tanda dan gejala marah, serta perilaku
kekerasan
3. Tanyakan apakah
kegiatan fisik untuk mencegah perilaku kekerasan sudah dilakukan
c. Kontrak
1. Menjelaskan
tujuan kegiatan yaitu cara sosial untuk mencegah perilaku kekerasan
2. Menjelaskan aturan main berikut:
· Jika ada klien yang akan
meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada
terapis.
· Lama kegiatan 45 menit.
· Setiap klien mengikuti kegiatan dari
awal sampai selesai.
3. Tahap kerja
a. Mendiskusikan dengan klien cara
bicara jika ingin meminta sesuatu dari orang
lain.
b. Menuliskan cara-cara yang
disampaikan klien.
c. Terapis mendemonstrasikan cara
meminta sesuatu tanpa paksaan yaitu,” Saya perlu/ingin/minta....,
yang akan saya gunakan untuk....”.
d. Memilih dua orang klien secara
bergilir mendemonstrasikan ulang cara pada poin c.
e. Ulangi d sampai semua klien mencoba.
f. Memberikan pujian pada peran serta
klien.
g. Terapis mendemonstrasikan cara
menolak dan menyampaikan rasa sakit hati pada orang lain, yaitu,”Saya tidak
dapt melakukan...”atau”Saya tidak menerima dikatakan .....”atau” Saya kesal
dikatakan seperti...”.
h. Memilih dua orang klien secara
bergilir mendemonstrasikan ulang cara pada poin d.
i. Ulangi h sampai semua klien mencoba.
j. Memberikan pujian pada peran serta
klien.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien
setelah melakukan TAK.
2. Menanyakan jumlah cara pencegahan
perilaku kekerasan yang telah dipelajari.
3. Memberikan pujian dan penghargaan
atas jawaban yang benar.
b. Tindak lanjut
1. Menganjurkan klien menggunakn
kegiatan fisik dan interaksi sosial yang asertif, jika stimulus penyebab
perilaku kekerasan terjadi.
2. Menganjurkan klien melatih kegiatan
fisik dan interaksi sosial yang asertif secara teratur.
3. Memasukkan interaksi sosial yang
asertif pada jadwal kegiatan harian pasien.
c. Kontrak yang akan datang
1. Menyepakati untuk belajar cara baru
yang lain, yaitu kegiatan ibadah.
2. Menyepakati waktu dan tempat TAK
berikutnya.
Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses Tak
berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek
yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK
stimulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 3, kemampuan klien yang diharapkan
adalah mencegah perilaku kekerasan secara sosial. Formulir evaluasi sebagai
berikut:
Sesi 3: TAK
Stimulasi persepsi perilaku
kekerasan
Kemampuan mencegah perilaku
kekerasan social
No
|
Nama
Klien
|
Memperagakan
cara meminta tanpa paksa
|
Memperagakan
cara menolak yang baik
|
Mamperagakan
cara mengungkapkan kekerasan yang baik
|
1.
|
||||
2.
|
||||
3.
|
||||
4.
|
||||
5.
|
||||
6.
|
||||
7.
|
Petunjuk :
- Tulis
nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
- Untuk
tiap klien, beri penilaian akan kemampuan mempraktikkan pencegahan
perilaku kekerasan secara social : meminta tanpa paksa, menolak dengan baik,
mengungkapkan kekesalan dengan baik. Beri tanda (√) jika klien mampu dan tanda (х) jika klien tidak mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan
kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap
klien. Contoh : klien mengikuti Sesi 3 TAK stimulasi persepsi perilaku
kekerasan. Klien mampu memperagakan cara meminta tanpa paksa, menolak dengan
baik dan mengungkapkan kekerasan. Anjurkan klien mempraktikkan di ruang rawat
(buat jadwal).
Sesi
4 : Mencegah Perilaku Kekerasan spiritual
· Tujuan
Klien dapat
melakukan kegiatan ibadah secara teratur.
· Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama
dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang.
· Alat
1. Papan tulis/ flipchart/whiteboard dan alat tulis
2. Buku catatan dan pulpen
3. Jadwal kegiatan klien
· Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Bermain peran/ stimulasi
· Langkah
kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien
yang telah ikut sesi.
b. Menyiapkan alat dan tempat.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1. Salam dari terapis kepada klien
2. Klien dan terapis pakai papan nama
b. Evaluasi/ validasi
1. Menanyakan perasaan klien saat ini.
2. Menanyakan apakah ada penyebab
marah, tanda dan gejala marah, serta perilaku kekerasan.
3. Tanyakan apakah kegiatan fisik dan
interaksi sosial yang asertif untuk mencegah perilaku kekerasan sudah
dilakukan.
c. Kontrak
1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu
kegiatan ibadah untuk mencegah perilaku kekerasan
2. Menjelaskan aturan main berikut:
· Jika ada klien yang akan
meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada terapis.
· Lama kegiatan 45 menit.
· Setiap klien mengikuti kegiatan dari
awal sampai selesai.
3. Tahap kerja
a. Menanyakan agama dan kepercayaan
masing-masing klien.
b. Mendiskusikan kegiatan ibadah yang
biasa dilakukan masing-masing klien.
c. Menuliskan kegiatan ibadah
masing-masing klien.
d. Meminta klien untuk memilih satu
kegiatan ibadah.
e. Meminta klien mendemonstrasikan
kegiatan ibadah yang dipilih.
f. Memberikan pujian pada penampilan
klien.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien
setelah mengikuti TAK.
2. Menanyakan jumlah cara pencegahan
perilaku kekerasan yang telah dipelajari.
3. Memberikan pujian dan penghargaan
atas jawaban yang benar.
b. Tindak lanjut
1. Menganjurkan klien menggunakan
kegiatan fisik, interaksi sosial yang asertif, dan kegiatan ibadah jika
stimulus penyebab perilaku kekerasan terjadi.
2. Menganjurkan klien melatih kegiatan
fisik, interaksi sosial yang asertif, dan kegiatan ibadah secara teratur.
3. Memasukkan kegiatan ibadah pada
jadwal kegiatan harian klien.
d. Kontrak yang akan datang
1. Menyepakati untuk balajar cara baru
yang lain, yaitu minum obat teratur.
2. Menyepakati waktu dan tempat
pertemuan berikutnya.
Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya
pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan Sesi 4, kemampuan
klien yang diharapkan adalah perilaku 2 kegiatan ibadah untuk mencegah
kekerasan. Formulir evaluasi sebagai berikut.
Sesi 4 : TAK
Stimulasi persepsi perilaku
kekerasan
Kemampuan mencegah perilaku
kekerasan spiritual
No
|
Nama
klien
|
Mempraktikkan
kegiatan ibadah pertama
|
Mempraktikkan
kegiatan ibadah kedua
|
1.
|
|||
2.
|
|||
3.
|
|||
4.
|
|||
5.
|
|||
6.
|
|||
7.
|
|||
8.
|
Petunjuk:
- Tulis
nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
- Untuk
tiap klien, beri penilaian akan kemampuan mempraktikkan pencegahan
perilaku kekerasan secara social : meminta tanpa paksa, menolak dengan baik,
mengungkapkan kekesalan dengan baik. Beri tanda (√) jika klien mampu dan tanda (х) jika klien tidak mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang
dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti Sesi 4, TAK stimulasi persepsi perilaku
kekerasan. Klien mampu memperagakan dua cara ibadah. Anjurkan klien
melakukannya secara teratur di ruangan (buat jadwal).
Sesi
5: Mencegah Perilaku Kekerasan Dengan Patuh Mengonsumsi Obat
· Tujuan
1. Klien dapat menyebutkan keuntungan
patuh minum obat
2. Klien dapat menyebutkan akibat/
kerugian tidak patuh minum obat
3. Klien dapat menyebutkan lima benar
cara minum obat
· Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam
lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang.
· Alat
1. Papan tulis/ flipchart/whiteboard dan alat tulis
2. Buku catatan dan pulpen
3. Jadwal kegiatan klien
4. Beberapa contoh obat
· Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
· Langkah
kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien
yang telah ikut sesi.
b. menyiapkan alat dan tempat
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1. Salam dari terapis kepada klien
2. Klien dan terapis pakai papan nama
b. Evaluasi/ validasi
1. Menanyakan perasaan klien saat ini.
2. Menanyakan apakah ada penyebab
marah, tanda dan gejala marah, serta perilaku kekerasan.
3. Tanyakan apakah kegiatan fisik dan
interaksi sosial yang asertif untuk mencegah perilaku kekerasan sudah
dilakukan.
c. Kontrak
1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu
petuh minum obat untuk mencegah perilaku kekerasan
2. Menjelaskan aturan main berikut:
· Jika ada klien yang akan
meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada terapis.
· Lama kegiatan 45 menit.
· Setiap klien mengikuti kegiatan dari
awal sampai selesai.
3. Tahap kerja
a. Mendiskusikan macam obat yang
dimakan klien : nama dan warna (upayakan tiap klien menyampaikan).
b. Mendiskusikan waktu minum obat yang
biasa dilakukan klien.
c. Tuliskan di whiteboard hasil a dan b.
d. Menjelaskan lima benar minum obat,
yaitu benar obat, benar waktu minum
obat, benar orang yang minum obat, benar cara minum obat, benar dosis obat.
e. Minta klien menyebutkan lima benar
cara minum obat secara bergiliran.
f. Berikan pujian pada klien yang
benar.
g. Mendiskusikan perasaan klien sebelum
minum obat(catat di whiteboard).
h. Mendiskusikan perasaan klien setelah
teratur minum obat (catat di whiteboard).
i. Menjelaskan keuntungan patuh minum
obat, yaitu salah satu cara mencegah perilaku kekerasan/ kambuh.
j. Menjelaskan akibat/ kerugian jika
tidak patuh minum obat, yaitu kejadian perilaku kekerasan/ kambuh.
k. Minta klien menyebutkaa kembali
keuntungan patuh minum obat dan kerugian tidak patuh minum obat.
l. Memberikan pujian setiap kali klien
benar.
3. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien
setelah mengikuti TAK.
2. Menanyakan jumlah cara pencegahan
perilaku kekerasan yang telah dipelajari.
3. Memberikan pujian dan penghargaan
atas jawaban yang benar.
b. Tindak lanjut
1. Menganjurkan klien menggunakan
kegiatan fisik, interaksi sosial asertif kegiatan ibadah, dan patuh minum obat
untuk mencegah perilaku kekerasan.
2. Memasukkan minum obat pada jadwal
kegiatan harian klien.
c. Kontrak yang akan datang
Mengakhiri
pertemuan untuk TAK perilaku kekerasan dan disepakati jika klien perlu TAK yang
lain.
Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK
berlangsung khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan
klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan
sesi 5, kemampuan yang diharapkan adalah mengetahui lima benar cara minum obat,
keuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh minum obat. Formulir evaluasi
sebagai berikut.
Sesi 5: TAK
Stimulasi persepsi perilaku kekerasan
Kemampuan mencegah perilaku kekerasan
dengan patuh minum obat
No
|
Nama
klien
|
Menyebutkan
lima benar minum obat
|
Menyabutkan
keuntungan minum obat
|
Menyebutkan
akibat tidak patuh minum obat
|
1.
|
||||
2.
|
||||
3.
|
||||
4.
|
||||
5.
|
||||
6.
|
||||
7.
|
||||
8.
|
Petunjuk:
- Tulis
nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
- Untuk
tiap klien, beri penilaian akan kemampuan mempraktikkan pencegahan
perilaku kekerasan secara sosial: meminta tanpa paksa, menolak dengan
baik, mengungkapkan kekesalan dengan baik. Beri tanda (√) jika klien mampu dan tanda (х) jika klien tidak mampu.
Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti Sesi 5, TAK stimulasi
persepsi perilaku kekerasan. Klien mampu menyebutkan keuntungan minum obat,
belum dapat menyebutkan keuntungan minum obat dan akibat tidak minum obat.
Anjurkan klien mempraktikkan lima benar cara minum obat, bantu klien merasakan
keuntungan minum obat, dan akibat tidak minum obat.