Kamis, 07 November 2013

ASKEP DPD


       2.7 Asuhan Keperawatan
       A.   Pengkajian
         1.   Identitas klien
  Nama                 : Tn. A
  Jenis kelamin   : Laki-laki
  Umur                  : 35 Tahun
  tinggal                :
  Status                 :
          2.   Riwayat kesehatan
         RKS :lelah,badan bau,rambut kotor dan pemalas
         RKD : apakah pernah sebelumnya mengalami deficit perawatan diri,dan apa-apa    
                          saja cara yang digunakan untuk mengatasi masalah ini.
         RKK : adakah keluarga mengalami deficit perawatan diri sebelumnya.
          3.   Keluhan utama
          Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri,Defisit perawatan diri dan Isolasi Sosial



     B.Analisa  Data
      Data yang biasa ditemukan dalam deficit perawatan diri adalah :
        1.      Data subyektif
         Klien    mengatakan dirinya malas    mandi    karena airnya dingin atau di RS tidak
                     tersedia alat mandi.
         Klien mengatakan dirinya malas berdandan.
         Klien mengatakan ingin di suapi makan.
         Klien mengatakan jarang membersihkan alat kelaminnya setelah BAK atau BAB.
         Pasien merasa lemah
         Malas untuk beraktivitas
          Merasa tidak berdaya.
        2.      Data obyektif
         Ketidakmampuan     mandi/membersihkan   diri ditandai dengan rambut kotor, gigi 
                     kotor, kulit berdaki, dan berbau, serta kuku panjang dan kotor.
        Ketidakmampuan berapakaian/berhias ditandai dengan rambut acak-acakan, pakaian
                    kotor   dan tidak rapi, pakaian     tidak sesuai,    tidak bercukur (laki-laki), atau tidak
                    berdandan (wanita).
         Ketidakmampuan makan    secara       mandiri       ditandai dengan ketidakmampuan
                    mengambil makan sendiri
       Ketidakmampuan    BAB/BAK     secara     mandiri  ditandai BAB/BAK tidak pada 
                    tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik setelah BAB/BAK
         Rambut kotor, acak – acakan
         Badan dan pakaian kotor dan bau
         Mulut dan gigi bau.
         Kulit kusam dan kotor
         Kuku panjang dan tidak terawat




          C.   Diagnosa Keperawatan
             Menurut Depkes (2000: 32) diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien defisit perawatan diri yaitu:
      1.   Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
      2.   Defisit perawatan diri.
      3.   Isolasi Sosial.



         D.   Intervensi Keperawatan
             Diagnosa keperawatan: penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri.
Tujuan Umum
           Klien dapat meningkatkan minat dan motivasinya untuk memperhatikan kebersihan diri.
Tujuan Khusus
TUK I : Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.


Kriteria evaluasi
             Dalam berinteraksi klien menunjukan tanda-tanda percaya pada perawat:
a. Wajah cerah, tersenyum
b. Mau berkenalan
c. Ada kontak mata
d. Menerima kehadiran perawat
e. Bersedia menceritakan perasaannya

Intervensi :
a. Berikan salam setiap berinteraksi.
b. Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat berkenalan.
c. Tanyakan nama dan panggilan kesukaan klien.
d. Tunjukan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi.
e. Tanyakan perasaan dan masalah yang dihadapi klien.
f. Buat kontrak interaksi yang jelas.
g. Dengarkan ungkapan perasaan klien dengan empati.
h. Penuhi kebutuhan dasar klien.

TUK II : klien dapat mengenal tentang pentingnya kebersihan diri.
Kriteria evaluasi
             Klien dapat menyebutkan kebersihan diri pada waktu 2 kali pertemuan, mampu menyebutkan kembali kebersihan untuk kesehatan seperti mencegah penyakit dan klien dapat meningkatkan cara merawat diri.

Intervensi
a. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik.
b. Diskusikan bersama klien pentingnya kebersihan diri dengan cara menjelaskan pengertian tentang arti bersih dan tanda- tanda bersih.
c. Dorong klien untuk menyebutkan 3 dari 5 tanda kebersihan diri.
d. Diskusikan fungsi kebersihan diri dengan menggali pengetahuan klien terhadap hal yang berhubungan dengan kebersihan diri.
e.Bantu klien mengungkapkan arti kebersihan diri dan tujuan memelihara kebersihan diri.
f. Beri reinforcement positif setelah klien mampu mengungkapkan arti kebersihan diri.
g. Ingatkan klien untuk memelihara kebersihan diri seperti: mandi 2 kali pagi dan sore, sikat gigi minimal 2 kali sehari (sesudah makan dan sebelum tidur), keramas dan menyisir rambut, gunting kuku jika panjang.

TUK III : Klien dapat melakukan kebersihan diri dengan bantuan perawat.
Kriteria evaluasi
           Klien berusaha untuk memelihara kebersihan diri seperti mandi pakai sabun dan disiram pakai air sampai bersih, mengganti pakaian bersih sehari–hari, dan merapikan penampilan.

Intervensi
a. Motivasi klien untuk mandi.
b. Beri kesempatan untuk mandi, beri kesempatan klien untuk mendemonstrasikan cara memelihara kebersihan diri yang benar.
c. Anjurkan klien untuk mengganti baju setiap hari.
d. Kaji keinginan klien untuk memotong kuku dan merapikan rambut.
e. Kolaborasi dengan perawat ruangan untuk pengelolaan fasilitas perawatan kebersihan diri, seperti mandi dan kebersihan kamar mandi.
f. Bekerjasama dengan keluarga untuk mengadakan fasilitas kebersihan diri seperti odol, sikat gigi, shampoo, pakaian ganti, handuk dan sandal.

TUK IV : Klien dapat melakukan kebersihan perawatan diri secara mandiri.
Kriteria evaluasi
             Setelah satu minggu klien dapat melakukan perawatan kebersihan diri secara rutin dan teratur tanpa anjuran, seperti mandi pagi dan sore, ganti baju setiap hari, penampilan bersih dan rapi.

Intervensi
Monitor klien dalam melakukan kebersihan diri secara teratur, ingatkan untuk mencuci rambut, menyisir, gosok gigi, ganti baju dan pakai sandal.

TUK V : Klien dapat mempertahankan kebersihan diri secara mandiri.
Kriteria evaluasi
            Klien selalu tampak bersih dan rapi.
Intervensi
1. Beri reinforcement positif jika berhasil melakukan kebersihan diri.

TUK VI : Klien dapat dukungan keluarga dalam meningkatkan kebersihan diri.
Kriteria evaluasi
            Keluarga selalu mengingatkan hal–hal yang berhubungan dengan kebersihan diri, keluarga menyiapkan sarana untuk membantu klien dalam menjaga kebersihan diri, dan keluarga membantu dan membimbing klien dalam menjaga kebersihan diri.


Intervensi
a. Jelaskan pada keluarga tentang penyebab kurang minatnya klien menjaga kebersihan diri.
b. Diskusikan bersama keluarga tentang tindakanyang telah dilakukan klien selama di RS dalam menjaga kebersihan dan kemajuan yang telah dialami di RS.
c. Anjurkan keluarga untuk memutuskan memberi stimulasi terhadap kemajuan yang telah dialami di RS.
d. Jelaskan pada keluarga tentang manfaat sarana yang lengkap dalam menjaga kebersihan diri klien.
e. Anjurkan keluarga untuk menyiapkan sarana dalam menjaga kebersihan diri.
f. Diskusikan bersama keluarga cara membantu klien dalam menjaga kebersihan diri
g. Diskusikan dengan keluarga mengenai hal yang dilakukan misalnya:
mengingatkan pada waktu mandi, sikat gigi, mandi, keramas, dan lain-lain.


E. Implementasi.
     DX.  a. Memberikan salam setiap berinteraksi.
              b. Memperkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat berkenalan.
              c. Menanyakan nama dan panggilan kesukaan klien.
              d. Menunjukan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi.
              e. Menanyakan perasaan dan masalah yang dihadapi klien.
              f. Membuat kontrak interaksi yang jelas.
              g. Mendengarkan ungkapan perasaan klien dengan empati.
              h. Memenuhi kebutuhan dasar klien.
     DX.  a. Membina    hubungan saling    percaya   dengan menggunakan prinsip komunikasi 
                  terapeutik.
              b. Bediskusikan   bersama   klien       pentingnya   kebersihan  diri     dengan   cara
                  menjelaskan  pengertian tentang arti bersih dan tanda- tanda bersih.
              c. Mendorong klien untuk menyebutkan 3 dari 5 tanda kebersihan diri.
              d. Diskusikan fungsi kebersihan diri dengan menggali pengetahuan klien terhadap
                   hal    yang berhubungan dengan kebersihan diri.
              e. Membantu klien mengungkapkan    arti    kebersihan diri    dan tujuan memelihara
                  kebersihan   diri.
              f. Memberi    reinforcement        positif setelah     klien mampu mengungkapkan arti
                  kebersihandiri.
             g. Mengingatkan klien untukmemelihara kebersihandiri seperti: mandi 2 kali pagi dan
                 sore, sikat gigi minimal 2   kali sehari (sesudah makan dan sebelum tidur), keramas
                 dan menyisir rambut, gunting kuku jika panjang.
     DX. a. Memotivasi klien untuk mandi.
             b.Memberi       kesempatan      untuk       mandi,    beri      kesempatan     klien untuk
                 mendemonstrasikan cara memelihara kebersihan diri yang benar.
             c. Menganjurkan klien untuk mengganti baju setiap hari.
             d. Mengkaji keinginan klien untuk memotong kuku dan merapikan rambut.
             e. Berkolaborasi  dengan  perawat   ruangan  untuk   pengelolaan  fasilitas perawatan
                 kebersihan diri, seperti mandi dan kebersihan kamar mandi.
             f. Bekerjasama dengan keluarga untuk mengadakan fasilitas kebersihan diri seperti          
                odol, sikat gigi, shampoo, pakaian ganti, handuk dan sandal.


    DX. Memonitor  klien  dalam  melakukan  kebersihan  diri   secara  teratur, ingatkan untuk
            mencuci rambut, menyisir, gosok gigi, ganti baju dan pakai sandal.

    DX . 1. Memberi reinforcement positif jika berhasil melakukan kebersihan diri.

    DX.  a. Menjelaskan pada keluarga tentang penyebab kurang minatnya klien menjaga
                 kebersihan diri.
             b. Berdiskusikan   bersama   keluarga   tentang   tindakanyang    telah dilakukan klien
                 selama di RS dalam menjaga kebersihan dan kemajuan yang telah dialami di RS.
             c. Menganjurkan keluarga untuk memutuskan memberi stimulasi terhadap kemajuan
                yang   telah dialami di RS.
            d.Menjelaskan pada keluarga tentang manfaat sarana yang lengkap dalam menjaga
               kebersihan diri klien.
            e. Menganjurkan  keluarga untuk   menyiapkan sarana dalam menjaga kebersihan diri.
            f. Berdiskusikan    bersama keluarga  cara membantu klien dalam menjaga kebersihan
               diri
            g. Berdiskusikan dengan keluarga mengenai hal yang dilakukan misalnya:
                mengingatkan pada waktu mandi, sikat gigi, mandi, keramas, dan lain-lain.

 F. Evalusi
           Setelah diberikan asuhan keperawatan terhadap klien, kebutuhan perawatan diri klien terpenuhi



Tidak ada komentar:

Posting Komentar