2.7 Asuhan Keperawatan
A.
Pengkajian
1. Identitas klien
Nama : Tn. A
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 35 Tahun
tinggal :
Status :
2. Riwayat kesehatan
RKS
:lelah,badan bau,rambut kotor dan pemalas
RKD : apakah
pernah sebelumnya mengalami deficit perawatan diri,dan apa-apa
saja cara yang
digunakan untuk mengatasi masalah ini.
RKK : adakah
keluarga mengalami deficit perawatan diri sebelumnya.
3. Keluhan
utama
Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri,Defisit perawatan diri dan
Isolasi Sosial
B.Analisa
Data
Data yang biasa ditemukan
dalam deficit perawatan diri adalah :
1.
Data
subyektif
Klien mengatakan dirinya malas mandi
karena airnya dingin atau di RS tidak
tersedia alat mandi.
Klien
mengatakan dirinya malas berdandan.
Klien
mengatakan ingin di suapi makan.
Klien
mengatakan jarang membersihkan alat kelaminnya setelah BAK atau BAB.
Pasien
merasa lemah
Malas untuk
beraktivitas
Merasa
tidak berdaya.
2.
Data
obyektif
Ketidakmampuan mandi/membersihkan diri ditandai dengan rambut kotor, gigi
kotor, kulit berdaki, dan berbau, serta kuku panjang dan kotor.
Ketidakmampuan
berapakaian/berhias ditandai dengan rambut acak-acakan, pakaian
kotor dan tidak rapi,
pakaian tidak sesuai, tidak bercukur (laki-laki), atau tidak
berdandan (wanita).
Ketidakmampuan
makan secara mandiri ditandai dengan ketidakmampuan
mengambil makan sendiri
Ketidakmampuan BAB/BAK
secara mandiri ditandai BAB/BAK tidak pada
tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik setelah BAB/BAK
Rambut
kotor, acak – acakan
Badan dan
pakaian kotor dan bau
Mulut dan
gigi bau.
Kulit kusam
dan kotor
Kuku panjang
dan tidak terawat
C. Diagnosa Keperawatan
Menurut Depkes (2000: 32) diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien
defisit perawatan diri yaitu:
1.
Penurunan
kemampuan dan motivasi merawat diri
2.
Defisit
perawatan diri.
3.
Isolasi
Sosial.
D.
Intervensi Keperawatan
Klien
dapat meningkatkan minat dan motivasinya untuk memperhatikan kebersihan diri.
Tujuan Khusus
Tujuan Khusus
Kriteria evaluasi
b. Mau berkenalan
c. Ada kontak mata
e. Bersedia menceritakan perasaannya
Intervensi :
a. Berikan salam setiap berinteraksi.
b. Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan
perawat berkenalan.
c. Tanyakan nama dan panggilan kesukaan klien.
d. Tunjukan sikap jujur dan menepati janji setiap kali
berinteraksi.
e. Tanyakan perasaan dan masalah yang dihadapi klien.
f. Buat kontrak interaksi yang jelas.
g. Dengarkan ungkapan perasaan klien dengan empati.
h. Penuhi kebutuhan dasar
klien.
TUK II : klien dapat mengenal tentang pentingnya
kebersihan diri.
Kriteria evaluasi
Kriteria evaluasi
Klien dapat menyebutkan kebersihan diri pada waktu 2 kali pertemuan,
mampu menyebutkan kembali kebersihan untuk kesehatan
seperti mencegah penyakit dan klien dapat meningkatkan
cara merawat diri.
Intervensi
a. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik.
b. Diskusikan bersama klien pentingnya kebersihan diri dengan cara menjelaskan pengertian tentang arti bersih dan tanda- tanda bersih.
a. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik.
b. Diskusikan bersama klien pentingnya kebersihan diri dengan cara menjelaskan pengertian tentang arti bersih dan tanda- tanda bersih.
c. Dorong klien untuk menyebutkan 3 dari 5 tanda
kebersihan diri.
d. Diskusikan fungsi kebersihan diri dengan menggali
pengetahuan klien terhadap hal yang berhubungan dengan kebersihan diri.
e.Bantu klien mengungkapkan arti kebersihan diri dan tujuan
memelihara kebersihan diri.
f. Beri reinforcement positif setelah klien mampu
mengungkapkan arti kebersihan diri.
g. Ingatkan klien untuk memelihara kebersihan diri seperti: mandi 2 kali pagi dan sore, sikat gigi minimal 2 kali sehari (sesudah makan dan sebelum tidur), keramas dan menyisir rambut, gunting kuku jika panjang.
g. Ingatkan klien untuk memelihara kebersihan diri seperti: mandi 2 kali pagi dan sore, sikat gigi minimal 2 kali sehari (sesudah makan dan sebelum tidur), keramas dan menyisir rambut, gunting kuku jika panjang.
TUK III : Klien dapat melakukan kebersihan diri dengan
bantuan perawat.
Kriteria evaluasi
Kriteria evaluasi
Klien
berusaha untuk memelihara kebersihan diri seperti mandi pakai sabun dan disiram
pakai air sampai bersih, mengganti pakaian bersih sehari–hari, dan merapikan
penampilan.
Intervensi
a. Motivasi klien untuk mandi.
a. Motivasi klien untuk mandi.
b. Beri kesempatan untuk mandi, beri kesempatan klien
untuk mendemonstrasikan cara memelihara kebersihan diri yang benar.
c. Anjurkan klien untuk mengganti baju setiap hari.
d. Kaji keinginan klien untuk memotong kuku dan
merapikan rambut.
e. Kolaborasi dengan perawat ruangan untuk pengelolaan
fasilitas perawatan kebersihan diri, seperti mandi dan kebersihan kamar mandi.
f. Bekerjasama dengan keluarga
untuk mengadakan fasilitas kebersihan diri seperti odol, sikat gigi, shampoo,
pakaian ganti, handuk dan sandal.
TUK IV : Klien dapat melakukan kebersihan perawatan
diri secara mandiri.
Kriteria evaluasi
Kriteria evaluasi
Setelah satu minggu klien dapat melakukan perawatan kebersihan diri
secara rutin dan teratur tanpa anjuran, seperti mandi pagi dan sore, ganti baju
setiap hari, penampilan bersih dan rapi.
Intervensi
Monitor klien dalam melakukan kebersihan diri secara teratur, ingatkan untuk mencuci rambut, menyisir, gosok gigi, ganti baju dan pakai sandal.
Monitor klien dalam melakukan kebersihan diri secara teratur, ingatkan untuk mencuci rambut, menyisir, gosok gigi, ganti baju dan pakai sandal.
TUK V : Klien dapat mempertahankan kebersihan diri
secara mandiri.
Kriteria evaluasi
Klien selalu tampak bersih dan rapi.
Intervensi
1. Beri reinforcement positif jika berhasil melakukan kebersihan diri.
1. Beri reinforcement positif jika berhasil melakukan kebersihan diri.
TUK VI : Klien dapat dukungan keluarga
dalam meningkatkan kebersihan diri.
Kriteria evaluasi
Kriteria evaluasi
Keluarga selalu
mengingatkan hal–hal yang berhubungan dengan kebersihan diri, keluarga
menyiapkan sarana untuk membantu klien dalam menjaga kebersihan diri, dan
keluarga membantu dan membimbing klien dalam menjaga kebersihan diri.
Intervensi
a. Jelaskan pada keluarga tentang penyebab kurang minatnya klien menjaga kebersihan diri.
a. Jelaskan pada keluarga tentang penyebab kurang minatnya klien menjaga kebersihan diri.
b. Diskusikan bersama keluarga tentang tindakanyang
telah dilakukan klien selama di RS dalam menjaga kebersihan dan kemajuan yang
telah dialami di RS.
c. Anjurkan keluarga untuk memutuskan memberi
stimulasi terhadap kemajuan yang telah dialami di RS.
d. Jelaskan pada keluarga tentang manfaat sarana yang
lengkap dalam menjaga kebersihan diri klien.
e. Anjurkan keluarga untuk menyiapkan sarana dalam
menjaga kebersihan diri.
f. Diskusikan bersama keluarga cara membantu klien
dalam menjaga kebersihan diri
g. Diskusikan dengan keluarga mengenai hal yang
dilakukan misalnya:
mengingatkan pada waktu mandi, sikat gigi, mandi,
keramas, dan lain-lain.
E.
Implementasi.
DX. a. Memberikan salam setiap berinteraksi.
b.
Memperkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan
perawat berkenalan.
c.
Menanyakan nama dan panggilan kesukaan klien.
d.
Menunjukan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi.
e.
Menanyakan perasaan dan masalah yang dihadapi klien.
f.
Membuat kontrak interaksi yang jelas.
g.
Mendengarkan ungkapan perasaan klien dengan empati.
h.
Memenuhi kebutuhan dasar klien.
DX. a. Membina
hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi
terapeutik.
b. Bediskusikan bersama klien pentingnya kebersihan diri dengan cara
b. Bediskusikan bersama klien pentingnya kebersihan diri dengan cara
menjelaskan pengertian tentang
arti bersih dan tanda- tanda bersih.
c. Mendorong klien untuk menyebutkan 3
dari 5 tanda kebersihan diri.
d.
Diskusikan fungsi kebersihan diri dengan menggali pengetahuan klien terhadap
hal yang berhubungan dengan
kebersihan diri.
e.
Membantu klien mengungkapkan arti kebersihan diri dan tujuan memelihara
kebersihan diri.
f.
Memberi reinforcement positif setelah klien mampu mengungkapkan arti
kebersihandiri.
g. Mengingatkan klien untukmemelihara kebersihandiri seperti: mandi 2 kali pagi dan
g. Mengingatkan klien untukmemelihara kebersihandiri seperti: mandi 2 kali pagi dan
sore, sikat gigi minimal 2 kali
sehari (sesudah makan dan sebelum tidur), keramas
dan menyisir rambut, gunting kuku jika panjang.
DX. a.
Memotivasi klien untuk mandi.
b.Memberi kesempatan untuk mandi,
beri kesempatan klien untuk
mendemonstrasikan cara memelihara kebersihan diri yang benar.
c.
Menganjurkan klien untuk mengganti baju setiap hari.
d.
Mengkaji keinginan klien untuk memotong kuku dan merapikan rambut.
e.
Berkolaborasi dengan perawat
ruangan untuk pengelolaan
fasilitas perawatan
kebersihan diri, seperti mandi dan kebersihan kamar mandi.
f.
Bekerjasama dengan keluarga untuk mengadakan fasilitas kebersihan diri seperti
odol, sikat gigi, shampoo, pakaian ganti, handuk dan sandal.
DX.
Memonitor klien dalam
melakukan kebersihan diri
secara teratur, ingatkan untuk
mencuci rambut, menyisir, gosok gigi, ganti baju dan pakai sandal.
DX . 1.
Memberi reinforcement positif jika berhasil melakukan kebersihan diri.
DX. a. Menjelaskan pada keluarga tentang penyebab
kurang minatnya klien menjaga
kebersihan diri.
b.
Berdiskusikan bersama keluarga
tentang tindakanyang telah dilakukan klien
selama di RS dalam menjaga kebersihan dan kemajuan yang telah dialami di
RS.
c.
Menganjurkan keluarga untuk memutuskan memberi stimulasi terhadap kemajuan
yang telah dialami di RS.
d.Menjelaskan pada keluarga tentang manfaat sarana yang lengkap dalam
menjaga
kebersihan diri klien.
e.
Menganjurkan keluarga untuk menyiapkan sarana dalam menjaga kebersihan
diri.
f.
Berdiskusikan bersama keluarga cara membantu klien dalam menjaga kebersihan
diri
g.
Berdiskusikan dengan keluarga mengenai hal yang dilakukan misalnya:
mengingatkan pada waktu mandi, sikat gigi, mandi, keramas, dan
lain-lain.
F. Evalusi
Setelah diberikan asuhan keperawatan
terhadap klien, kebutuhan perawatan diri klien terpenuhi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar