MAKALAH
KEPERAWATAN JIWA I
HARGA
DIRI RENDAH
DISUSUN
OLEH
TINGKAT
II NON REGULER 2
AHMAD
SYAMSUL BAHRI (12200081)
ADAM BAYU SETIADI (12200082)
APRILIANTI SETIAWATI (12200083)
FEBRI CHRISTIAN T.P (12200087)
KEMENTERIAN
KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLTEKKES KEMENKES TANJUNG KARANG
JURUSAN DIII KEPERAWATAN
TAHUN 2013
Dengan memanjatkanpujisyukurkehadirat Allah
SWT.yang telah melimpahkan berkat rahmat serta karunia Nya sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul “Harga Diri Rendah”.
Dalam proses penyusunan makalah ini kami telah mendapatkan bimbingan dan
saran dari berbagai pihak.
Atas bimbingan dan
saran-saran yang telah diberikan tersebut maka kami menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungannya.
2. Sulastri, M.Kep., Sp. Jiwa
selaku dosen mata kuliah Jiwa
3. Teman-teman dan semua pihak
yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi para pembaca umumnya dan kami khususnya.
Bandar Lampung, 17 September 2013
Penulis
DAFTAR
ISI
Judul...............................................................................................................
Kata
Pengantar...............................................................................................
i
Daftar
Isi........................................................................................................
ii
Bab
I Pendahuluan
1.1 Latar
Belakang................................................................................
1
1.2 Tujuan
penulisan.............................................................................
1
Bab
II Pembahasan
2.1 Pengertian.......................................................................................
2
2.2
Tanda-tanda klien dengan harga diri rendah..................................
2
2.3
Faktor-faktor...................................................................................
2
2.4
Pohon Faktor...................................................................................
3
2.5
Masalah Keperawatan.....................................................................
3
2.6
Diagnosa Keperawatan...................................................................
4
2.7
Rencana Keperawatan....................................................................
4
STRATEGI PELAKASANAAN KEGIATAN...........................................
7
Bab III Penutup
3.1
Kesimpulan.....................................................................................
10
3.2
Saran...............................................................................................
10
DAFTAR
PUSTAKA...................................................................................
11
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Kesehatan jiwa merupakan suatu kebutuhan tiap
individu yang sangat penting. Oleh karena itu kesehatan jiwa harus juga
diperhatikan. Selain hal ini merupakan peran petugas kesehatan, tetapi
merupakan hal yang menuntut adanya keselarasan dan kerja sama dari berbagai
pihak selain individu itu sendiri, keluarga maupun lingkungan.
Dari berbagai masalah kesehatan jiwa, gangguan
konsep diri dengan harga diri rendah banyak mengiringi penyakit-penyakit
gangguan jiwa. Bila hal ini terjadi, terkadang dapat menimbulkan dampak yang
buruk pada diri pasien sendiri maupun orang lain di sekitarnya.
B.
TUJUAN
PENULISAN
a)
Tujuan khusus
Tujuan
utama dari penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas individu mata
kuliah Keperawatan jiwa.
b)
Tujuan umum
Menerapkan teori dan lebih menekankan dalam
mempraktekan proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, perencanaan,
tindakan dan evaluasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai
personal yang diperoleh dengan menganalisa seberapa baik perilaku
seseorang sesuai dengan diri sendiri
tanpa syarat, walaupun melakukan kesalahan, kekalahan dan kegagalan, tetap
merasa sebagai seseorang yang penting dan berharga.
Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan
tentang diri sendiri atau kemampuan diri yangnegatif yang dapat secara langsung
atau tidak langsung diekspresikan. (Towsend, 1998).
Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai
sesuatu yang berharga dan tidak dapat bertanggung jawab atas kehidupan sendiri,
gagal menyesuaikan tingkah laku dancita – cita. (Fk.UNDIP , 2001 )
Kesimpulan harga diri rendah adalah perasaan negatif
terhadap diri sendiri, hilang percayaan diri, harga diri serta menolak dirinya.
Tidak dapat bertanggung jawab atas kehidupan sendiri serta gagal dalam
menyesuaikan tingkah laku dan cita-cita.
2.2 Tanda-tanda klien dengan harga diri
rendah
a. Perasaan
malu terhadap diri sendiri adalah akibat penyakit dan akibat tindakan terhadap
penyakit.
b. Rasa
bersalah terhadap diri sendiri
c. Merendahkan
martabat
d. Gangguan
hubungan sosial seperti menarik diri
e. Percaya
diri kurang
f. Menciderai
diri
(Stuart dan Sudden ; 1998, hal 230)
2.3 Faktor-faktor
a. Faktor
predisposisi
1. Penolakan
orang tua
2. Harapan
orang tua yang tidak realistis
3. Kegagalan
yang berulang kali
4. Kurang
mempunyai tanggung jawab personal
5. Ketergantungan
kepada orang lain
6. Ideal
diri tidak realistis
b. Faktor
presipitasi
1. Citra
tubuh yang tidak sesuai
2. Keluhan
fisik
3. Ketegangan
peran yang dirasakan
4. Perasaan
tidak mampu
5. Penolakan
terhadap kemampuan personal
6. Perasaan
negatif mengenai tubuhnya sendiri
2.4 Pohon
Faktor
Isolasi Sosial = Menarik diri
|
||||||
2.5 Masalah Keperawatan
1. Isolasi
Sosial : Menarik diri
Data :
a. Apatis
(acuh terhadap lingkungan)
b. Komunikasi
verbal menurun atau tidak ada. Klien tidak bercakap-cakap dengan klien lain atau
perawat
c. Mengisolasi
diri (menyendiri)
d. Tidak
atau kurang sadar dengan linkungan sekitarnya
e. Menolak
hubungan dengan orang lain
f. Aktifitas
menurun
g. Harga
diri rendah
2. Gangguan
konsep diri : Harga diri rendah
Data :
a. Malu
terhadap diri sendiri akibat penyakit
b. Rasa
bersalah terhadap diri sendiri
c. Merendahkan
martabat
d. Gangguan
hubungan sosial : menarik diri
e. Percaya
diri kurang
f. Menciderai
diri
2.6 Diagnosa Keperawatan
- Isolasi
sosial : Menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
- Gangguan
konsep diri : Harga diri rendah berhubungan dengan koping individu tidak
efektif
2.7 Rencana Keperawatan
1. Isolasi
sosial : Menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
§ Tujuan
umum
Klien
tidak menarik diri dan mampu berhubungan dengan orang lain secara optimal
§ Tujuan
khusus
TUK
1
: Klien dapat membina hubungan saling percaya
o
Kriteria
hasil
Ekspresi
wajah bersahabat, tidak acuh, ada kontak mata, mau berjabat tangan, mau
menyebutkan nama, mau bercakap-cakap dan mengutarakan masalah yang dihadapi
o
Intervensi
Bina
hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip hubungan therapeutik
1. Sapa
klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
2. Perkenalkan
diri dengan sopan
3. Tanyakan
nama lengkap klien dan nama panggialan yang disukai klien
4. Jelaskan
tujuan pertemuan
5. Jujur
dan menepati janji
6. Selalu
kontak mata selama interaksi
7. Tunjukan
sikap empati dan penuh perhatian pada klien
TUK
2
: Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
o
Kriteria
hasil
Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki
o
Intervensi
1. Diskusikan
kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
2. Bantu
klien mengekspresikan dan menggambarkan perasaan serta pikirannya
3. Tekankan
bahwa kekuatan untuk berubah tergantung pada klien sendiri
4. Identifikasi
stresor yang relevan dan penilaian klien terhadap stresor tersebut
5. Dukung
kekuatan, ketrampilan dan respon koping yang efektif
6. Utamakan
memberi pujian therapeutik
7. Tingkatkan
keterlibatan keluarga dan kelompok untuk memberikan dukungan untuk
mempertahankan kemajuan dan perkembangan klien
TUK
3
: Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan
o
Kriteria
hasil
Klien menilaim kemampuan yang digunakan
o
Intervensi
1. Diskusikan
dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan
2. Dukung
kekuatan, ketrampilan dan respon koping yang adaptif
3. Utamakan
memberi pujian therapeutik
4. Libatkan
keluarga dalam perawatan klien
TUK
4
: Klien dapat merencanakan kegiatan harian
1. Dukung
klien untuk merencanakan kegiatan harian
2. Rencanakan
kegiatan bersama klien, aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai
kemampuan (kegiatan sendiri, kegiatan dengan bantuan sebagian, kegiatan dengan
bantuan total)
3. Tingkatkan
kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
4. Beri
contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh dilakukan
5. Libatkan
keluarga dalam perawatan klien
TUK
5
: Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuannya
o
Kriteria
hasil
Klien melakukan kegiatan sesuai dengan kondisi dan
kemampuannya
o
Intervensi
1.Beri
kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan
2.Beri
pujian atas keberhasilan klien
3.Beri
dukungan yang sesuai dan positif untuk mempertahankan kemajuan dan
pertumbuhannya
4.Libatkan
keluarga dalam perawatan klien
TUK
6
: Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
o
Kriteria
hasil
Klien memanfaatkan sistem pendukung yang ada
o
Intervensi
1. Berikan
pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga
diri rendah
2. Bantu
keluarga memberi dukungan selama klien dirawat
3. Bantu
keluarga menyiapkan lingkungan di rumah sesuai dengan keadaan klien
STRATEGI
PELAKSANAAN KEPERAWATAN
Pertemuan : Ke-I (satu)
Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki pasien, membantu pasien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan
membantu pasien memilih atau menetapkan
kemampuan yang akan dilatih, melatih kemampuan yang telah dipilih dan
menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam rencana harian.
1.
Orientasi
:
- Salam terapeutik
: “Assalamu’alaikum,
- Validasi : bagaimana keadaan Tn. Y,
hari ini? Tn. terlihat segar ”
- Kontrak :
Topik :“Bagaimana, kalau kita
bercakap-cakap tentang bagaimana cara membina hubungan saling percaya? Tn. Bisa
menyebutkannya.?nanti setelah itu kita lakukan bersama.”
Tempat
:“Tn. mau kita bicara dimana? Bagaimana kalau di ruang tamu? Berapa lama?
Waktu
: “ Bagaimana kalau 15 menit?
2.
Kerja
:
“Tn. Y, apa saja cara membina hubungan saling
percaya Tn.? Bagus, apa lagi? Apa saja yang Tn. Lakukan selain itu yang biasa
Tn. lakukan? Bagaimana dengan berjabat tangan? Menanyakan nama? Menanyakan
alamat……..dst.”. “Wah, bagus sekali ada lima cara untuk membina hubungan saling
percaya yang Tn. lakukan.”
“Tn. Y, dari lima cara ini, yang mana yang Tn. bisa
lakukan di rumah sakit? Coba kita lihat, yang pertama bisakah, yang
kedua……sampai yang kelima (misalnya masih tiga yang masih bisa dilakukan).
Bagus sekali masih ada tiga cara yang masih bisa lakukan di rumah sakit ini.
“Sekarang, coba Tn. Y pilih satu cara yang bisa
dilakukan di rumah sakit ini”. “O, ya nomor satu,berjabat tangan? Kalau begitu,
bagaimana kalau sekarang kita berlatih berjabat tangan Tn.”. Mari kita lakukan
dengan saya Tn. Y. coba, sudah bisa kan berjabat tangan / memperkenalkan diri?”
“Nah kalau kita mau berjabat tangan, mari kita
dekati orang yang ingin Tn. ingin berjabat tangan dan memperkenalkan diri. Bagus!
Sekarang duduk berdampingan, ya Bagus! Nah sekarang kita ucap salam, ya Bagus!
Sekarang kita sebut nama dan alamat. ya bagus!.”
“Tn. Y sudah bisa berjabat tangan dan memperkenalkan
diri dengan baik sekali. Sekarang bedakan dengan sebelum Tn. mengenalinya?
Bagus!”
3.
Terminasi
:
- Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan Tn. Y setelah bercakap-cakap dan berjabat tangan /
memperkenalkan diri? Yah, Tn. ternyata banyak yang dapat dilakukan di rumah
sakit ini. Salah satuny memperkenalkan diri, yang sudah Tn. praktekan dengan
sekali.
- Evaluasi Objektif
“Klien mampu duduk berdampingan,menjawab
salam, danmenyebutkan nama.”
- Rencana tindakan lanjut
”Bagaimana
kalau kegiatan itu Tn. lakukan selama disini dan nanti kegiatan tersebut tetap
Tn. lakukan dirumah, kalau begitu kita buat jadwalnya saja ya Tn? biar Tn.
tidak lupa.
- Kontrak
Topik :
“Besok kita akan membicarakan tentang kemampuan dan aspek positif yang
Tn. miliki.
Tempat : “Tn mau kita berbincang – bincang dimana.?
Waktu : “Mau berapa lama Tn.?”bagaimana kalu 15
menit?setuju?“ sampai jumpa ya”
STRATEGI
PELAKSANAAN KEPERAWATAN
Pertemuan
: Ke-2 (Dua)
Melatih pasien
melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan kemampuan pasien
1.
Orientasi
:
- Salam theraupetik
: “Assalammua’alaikum,
- Validasi
:“ Bagaimana perasaan Tn. Y pagi ini? Apakah masih ingat tentang apa yang kita
lakukan kemarin?Bagus! Coba diulang lagi? Bagus sekali!
- Kontrak :
Topik
:“Sekarang kita akan lakukan kegiatan kedua. Masih ingat apa kegiatan itu Tn?”
“Ya
banar, kita akan membicarakan kemampuan dan aspek positif yang Tn. miliki.”
Tempat :“Bagaimana kalau kita
bicara ditaman?.”
Waktu :“Bagaimana kalu 15
menit?.”
2.
Kerja
:
“Tn.
Y, tadi telah mengungkapkan hal hal yang dapat Tn. lakukan?, masih ada yang
lain? Sekarang kita coba pilih kemampuan bapak yang dapat Tn. lakukan disini.”.
3.
Terminasi
:
-
Validasi Subjekti :
“Bagaimana perasaan Tn. setelah tahu dan mencoba kegiatan yang dapat
Tn. lakukan disini? Bagus!”
-
Validasi Objektif :
“Klien sudah mampu melakukan beberpa
aspek positif yang dimiliki”
-
Rencana tindakan lanjut :
“Saya
harap Tn. mau mencoba melakukan kegiatan selama disini.”
- Kontrak :
Topik :“Tn. pertemuan ini sampai
disini dulu, besok kita mengobrol lagi dengan keluarga apabila datang.”
Tempat
: “Bagaimana kalau diruang tamu saja?”
Waktu
:“Biasanya keluarga Tn. jenguk jam berapa? Baiklah kita diskusikan nanti ya.
Sampai jumpa.”
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dalam malakukan perawatan jiwa sangat penting sekali
membina hubungan saling percaya dan juga membutuhkan kolaborasi yang baik
dengan tenaga medis (dokter dan perawat), keluarga dan juga lingkungan
(tetangga dan masarakat) terapeutik, agar semua maksud dan tujuan klien dirawat
maupun perawat yang merawat tercapai.
3.2 SARAN
1. Klien
-
Libatkan klien dalam aktivitas positif
-
Minum obat secara rutin dengan prinsip
5B
-
Memahami aspek positif dan kemampuan
yang dimilikinya
-
Berlatih untuk berinteraksi dengan orang
lain
2. Keluarga
-
Mau dan mampu berperan serta dalam
pemusatan kemajuan klien
-
Membantu klien dalam pemenuhan aktivitas
positif
-
Menerima klien apa adanya
-
Hindari pemberian penilaian negatif
3. Perawat
-
Lebih mengingatkan terapi theraupetik
terhadap klien
-
Menyarankan keluarga untuk menyiapkan
lingkungan dirumah
-
Meningkatkan pemenuhan kebutuhan dan
perawatan klien
-
Memberi reinforcement
DAFTAR PUSATAKA
Stuart, G.W. dan
Sudeen, S.J. (1995). “Principles And Practice Of Psychiatric
Nursing”. (6th ed). St. Louis : Mosby year book
Town send, M.C.
(1998). “Diagnosa Keperawatan Psikiatri : Pedoman untuk pembuatan rencana
keperawatan”. Jakarta : EGC (terjemahan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar